Hai para pencemburu, para pemburu dan kamu si pendengkur.Ini rasa sakit
hatiku, kerjamu yang hanya berisi kemalasan dan keegoisan terlalu
tragis. Mendadak aku menangis, tapi tangisku tak dapat menandingi
kekayaanmu, kesejahteraanmu dan seluruh pikiran kotormu. Setiap
integritas yang kau perlihatkan, hanyalah sebuah teatrikal, dari aksimu,
sebagai penari ronggeng, jika asamu dan ragamu begitu suci, iukan
menurutmu. Aku hafal dengan semua caramu, caramu berteriak, memaki dan
dengan gagah kau menelanjangi orang lain. Ini bukan gurauan, aku hancur.
Selalu dipenuhi lirih dan lara. Ini negaraku, dan aku ingin maju.
Sayang, hanya dapat kuraih dengan berpolitik.